Ya..Akan Selalu Kupegang..

Only close to God I'm calm,, of Him is my salvation

Kamis, 09 Agustus 2012

Berubah sedikit demi sedikit, hilang satu per satu, pergi perlahan-lahan

Hancurrrrr....
Semua harapan dan sumber kebahagiaanku rasanya udah hancur.
Tuhan...sepertinya dunia terasa menjauh dari aku. tak seorangpun peduli dengan keadaanku. tak seorang pun tau apa yang ada dalam pikiranku.
Kuliahku, skripsiku berantakan,,, kisah cintaku pun hancur berntakan.
Apa yang harus kulakukan ya Tuhanku??

Selasa, 15 Mei 2012

Setidaknya Sekarang Aku Paham...


Ha ha ha ha ha ha...aku tertawa, ya! aku menertawakan diriku yang bodoh ini.
ini kesekian kalinya kebaikan dan ketulusanku dipermainkan :'(
akhirnya aku sadar, yah..setidaknya sekarang aku tau siapa aku, siapa kamu, dan dimana seharusnya tempatku.
Tapi sungguh, aku punya hati, aku punya perasaan tak seharusnya dipermainkan, diombang-ambing seperti ini.

"Baiklah, kukira abang orang yang spesial dan bisa diajak bertukar pikiran." Pernyataanmu itu buat aku sedih. Aku tak tau lagi apa makna orang yang spesial sekarang. Aku sangat menyayangimu, bahkan melebihi diriku sendiri. kau telah kutempatkan di tempat yang paling spesial dihatiku. Tapi apakah kau pernah menganggapku orang yang spesial dihatimu?
Kurasa tidak!! Kau selalu membuat air mataku jatuh. Kau menghianatiku, kau permainkan bahkan telah menghancurkan perasaanku. Sayangnya aku tak bisa melakukan apapun. Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuanku, meski sebenarnya hatiku terasa sakit.

Aku benci diriku. Aku benci diriku yang tak mampu melakukan apapun. Aku benci diriku karna aku tak pernah bisa marah, tak pernah bisa membencimu :'(
Karena yang kutahu adalah, AKU SANGAT MENCINTAIMU.

Minggu, 01 April 2012

Aku, Kamarku, dan Percakapan Sore itu...

Hah…aku terduduk, tertegun..diatas kasurku yg keras, dalam kamar seluas 2x3 meter ini. Ibu itu melintas dan menyapa kecil. “Heiii…adek yg kemarin…”, sapanya padaku. “Ehh..ibu, kataku. Aku terkejut ditengah aku sedang kerepotan memegang susu dan roti yg baru saja kubeli untuk sarapan pagi ini.
Aku bertemu lagi dengan ibu itu. Ntah kenapa aku bisa bertemu lagi dengannya. Ibu itu hanya berlalu. Sepertinya dia sedang terburu-buru.
 Wanita itu ,seorang ibu setengah tua, aku tak kenal siapa dia, tak juga tahu siapa namanya. Tapi sepertinya dia dosen dikampusku. Dia tiba2 datang memegang  pipiku yang memerah dan rambutku yg kugulung dengan jepitan kecil berwarna kuning di kursi kayu depan gedung administrasi kampusku sore-sore, seminggu yg lalu. Dia lihat aku duduk tertunduk melihat sebuah foto di ponselku. Pertemuan itu singkat, hanya 15 menit, tapi rasanya masih terngiang ditelingaku setiap ucapan ibu yang menghampiriku itu. Dia duduk didepanku, sambil tersenyum dia menyapaku, “boleh ikut duduk disini dek? Saya lagi nunggu jemputan, hehehe..” “Silahkan ibu”, kataku. Mungkin dia memperhatikanku, dia bertanya, “Kenapa menangis dek?” Lagi sedih ya? Pasti lagi ada masalah ya? aku terkejut…dia ikut melihat foto-foto yg ada dalam ponselku.
“Boleh ibu bilang sesuatu?”, tanyanya padaku. “Iya bu? Mau bilang apa?” tanyaku polos. Sama sekali tak ada rasa curiga dan takut melihatnya. Mungkin karena kupikir, dia adalah dosen. Wajahnya juga sangat terasa ke-ibu-annya.
“Ibu lihat kau cantik, kayaknya pinter lagi. Kulitmu terang, meskipun tak terlalu putih dan juga tak terlalu hitam. Tapi kenapa ibu kok melihat keseluruhan dirimu rasanya gelap ya? Muram dan kusam”. “Ahh..ibu”, kataku sambil tersenyum kecil sambil mengusap air mata yang tersangkut diujung mataku. “Mungkin karna ini udah sore kali bu?”, Kataku. “Ngga, sini dek, ibu lihat sepertinya kau punya masalah…sepertinya cukup sulit. Dan adek sendiri juga kesulitan buat melewatinya. Jarang-jarang ada yang duduk disini seperti kamu ini. Ngga coba berbagi? Atau ceritakan ke orang tua atau saudaramu? Sahabatmu mungkin?”, katanya.
Hahahahaha…aku tertawa dalam hati, “Ibu ini sok tahu”, pikirku. “Ngga bu, saya ngga apa-apa. Cuma mau cari angin, rumah saya dibalik pintu kecil itu. Dan saya sering juga kok duduk sendiri disini. Cuma rindu aja sama orang-orang yg ada di foto ini. Hehehehehe…”, Kataku.
“Ya sudah, kalo begitu, kalau ngga mau berbagi, bagi ke Tuhan aja. Kalau dengan menangis bisa buat lega, ya ngga apa-apa”. “Iya ibu, hehehehe…saya permisi dulu, sudah sore, mau balik kekosan dulu”, kataku karna tak mau memperpanjang obrolan kami. Tak lama aku pergi meninggalkan ibu itu.
Ntah kenapa perkataan singkat dari ibu itu terus terngiang dikepalaku. Sok tahu, sok peramal, tapi memang benar. Ibu benar, aku lagi sakit bu. Sakit, sakittt…sekali. Seperti benang kusut masalah itu dalam batinku sekarang. Sudah lama sekali, tapi tak bisa mengobatinya. Hampir gila aku mencoba melepaskannya. Tapi tetap saja perih rasanya. Saat-saat ini lah puncaknya.
Masalah itu, hahahahahahaha…aku tertawa, miris lihat wajahku dalam cermin.  Lelah sekali. Air mata pun seperti akan mengering. Kenapa harus aku ya Tuhan…???
Mengurung diri dalam kamar sempit ini, coba untuk menutup mata dan terus tidur, berharap saat aku bangun, ini semua hanya mimpi. Ternyata…hahahahahahaha…ini benar aku, dengan kusut yg kubawa dalam genggaman dan pelupuk mataku.
Kucoba keluar, bertemu dengan orang, senyum dan tawa orang-orang itu sejenak melupakanku dari masalahku. Tapi tetap, sesak rasanya. Namun saat kembali kekamar ini? Lagi-lagi, “dia” gerogoti kepalaku. Arrrggghhhh……Aku ingin pulang….
Sakit ini, kenapa harus aku? Kenapa harus gerogoti aku? Sepertinya masalah ini lebih besar dari kemampuanku, Jiwaku rasanya mengecil, kusut dan sesak. Menyesal? Terlambat. Namun inilah yg harus kuhadapi nanti. Tak mungkin kalian tahu, cukuplah hanya aku dan Tuhanku…sampai aku menemukan tempat yang nyaman untuk sandarkan kepala dan tubuhku nanti.

Selasa, 08 November 2011

Rindu...

Hah..lelah...!!! Lelah fisikku, lelah juga hatiku. Segala hal yg indah, yg menyenangkan, rasanya mulai luntur sedikit demi sedikit. Buncitku yg manis kini berubah :(
Masih teringat dikepalaku, kebersamaan kita dulu. Buncitku dulu sangat manis, lucu, dan selalu membuat aku tertawa. Dia selalu beri kehangatan, dan berusaha membuat aku merasa nyaman. Sekarang semuanya berbalik. Buncitku jadi sangat kasar, gampang emosi dan marah. Hampir tiap minggu kami bertengkar. Ga hanya itu, setiap pertengkaran dimulai, aku tidak absen untuk di bentak :(

Kini kehangatan itu berubah. Dingin!! itu yg kurasakan sekarang. Alasan pertengkaran sebenarnya sepele kalau dipikirkan. Masalahnya bukan karena adanya orang ketiga. Masalah itu justru datang dari dalam diri kami sendiri.
Kesibukannya membuat perhatiannya berkurang padaku. Aku merasa diabaikan. Dulu aku selalu protes. "abang, ga peduli lagi sama aku, abang lebih peduli dengan urusan abang itu" itulah kataku. Selanjutnya perdebatan dan pertengkaran pun dimulai. Buncit bilang, aku ga bisa memahaminya, aku egois, aku keras kepala. Semua masalah akulah penyebabnya. :'(

Kita cuek-cuekan selama berhari-hari. kegiatan seperti itu bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali. Aku hanya bisa menangis. Perasaanku kacau, aku berubah menjadi lebih banyak diam dan sering melamun. Sampai akhirnya kami sadar, ga ada gunanya kami begini terus. Ga ada gunanya aku bersikap egois. Hal itu malah semakin membuat aku tambah menderita. Akhirnya aku mulai bisa menerima kesibukannya itu. aku mencoba mandiri, dan melakukan semuanya sendiri, tanpa harus bergantung terus sama buncitku.

Selesai satu masalah, timbul masalah lain. disaat aku mulai bisa menerima kesibukannya, aku coba untuk mandiri dan tidak lagi bergantung sama buncitku. Tapi justru hal itu membuatnya ga nyaman. Dia mulai curiga terhadap apapun yang kulakukan. Yang membuatku sedih, dia menuduhku selingkuh :'( dan janjian sama orang lain. Buncit bilang, kalau sampai aku ketahuan selingkuh, "Kita Putus!!!" Betapa sedihnya aku mendengar pernyataan buncitku. Aku ga selingkuh,, dan ga akan pernah selingkuh. bagaimana bisa buncitku berpikiran seperti itu?

Aku hanya tau, yang ada dipikiranku hanya buncitku, seseorang yang paling ku Sayang hanya buncitku, dan orang yang sangat ku Cintai hanya buncitku :'(

Padahal dulu kami pernah berjanji, ga akan pernah mengucapkan kata PUTUS walau apapun yg terjadi. Air mataku jatuh, kembali kami bertengkar, dan kembali aku dibentak lagi. Sedih...aku merasa sakit!! Disaat aku membutuhkan dukungan, aku malah tidak mendapatkannya. Yah..gapapa, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri, untuk menata kembali perasaannya, pikirku. Aku hanya bisa terima. Bermaksud untuk tidak membuat masalah semakin runyam.

Tapi aku ga mau begini terus, aku ga bermaksud apa-apa, aku hanya mau buncitku yang dulu. Aku benar-benar Merindukannya....merindukan buncit yang lucu, buncit yang manis, buncit yang hangat, buncit yang selalu bisa tertawa bersamaku, buncit yang selalu buat aku nyaman. Bukan buncit yang suka marah-marah dan membentakku. Kemana kamu yang dulu buncit??

Aku rindu buncitku yang dulu...
Aku mau buncitku yang dulu....

Minggu, 16 Oktober 2011

Kata Hatiku...

Jika aku bisa menjadi apapun di dunia ini, aku ingin menjadi air matamu. Lahir di matamu, hidup, dan mengalir, kemudian mati di pipimu.
Tapi, jika kamu adalah air mataku, aku tidak akan menangis. Karena aku takut kehilanganmu.

Dengarkan Suara Hatiku

Dia, dengan tubuh kecilnya, dengan hati yg besar, tawa lebar, dan senyum ceria yg dimilikinya.
Selalu tertawa, bertemankan tingkah yg riang, seperti tak ada kekurangan sama sekali pada dirinya. semua orang kenal dia karena sifat terbukanya. Ya..dia memiliki sifat ekstrofert kata orang. tak memilih-milih teman, tak suka mencari musuh, apalagi dimusuhi.

Dia, selalu ingin orang-orang yang ada disekitarnya merasa bahagia dan nyaman jika berada di dekatnya. tak pernah bersedih, apalagi sampai meneteskan air mata dihadapan banyak orang.
Tapi siapa yang tahu? dibalik sifat terbukanya itu, sebenarnya "dia" adalah seorang yg tertutup. Dibalik pekik tawa, dan tingkahnya yg ceria, tak ada seorangpun yang tahu isi hatinya.Tak ada seorangpun yg bisa dengar jerit hatinya. Tak ada seorangpun yang tahu apa yg diinginkannya.

Dia berlari sendiri, ke tempat orang lain tak tahu dimana dia menumpahkan isi hatinya. Dia menangis, hatinya menjerit, air matanya tumpah ruah. Menceritakan semua keluh kesah pada Tuhannya, dan bayangan dirinya di cermin. mempercayai orang lain malah membuatnya dibohongi dan dikhianati. Pengalaman buruk dari penghiantan dan kebohongan membuatnya menjadi orang yang keras bagaikan kerikil.

Ingin sekali Dia punya seseorang, yg dapat dijadikan tempat curahan hatinya, yang menggandeng tangannya, bahu penopang saat dia ingin mengeluarkan air matanya, sebagai inspirasinya, sebagai penyemangat dalam hidupnya. adakah seseorang itu?

Sabtu, 03 September 2011

Si Buncit Yang Makin Ganteng

Hmmm...ini postinganku untuk yang kesekian kalinya. Aku mau sedikit cerita mengenai "Someone Special" dalam Hatiku. Aku panggil dia dengan nama 'Buncitku'. Panggilan sayang tuh..gara2 perutnya yang udah makin membesar...akibat doyan makan dan tidur. hehehehehe...

Ga tau apa yang ada dalam pikiranku, tapi semakin hari aku semakin sayanggggg.... sama buncitku. Orang yang selalu bikin pikiranku senang sekaligus kacau!!
Aku perhatikan semakin lama, wajah kacaunya semakin berubah. Dia yang ku kenal ga peduli sama dirinya sendiri, kini semakin rapi. hmm...pakainnya semakin tertata rapi, wangi tubuh nya yang semakin seksi,, hihihihi...dan tatanan rambutnya yang bikin aku makin geregetan. ;p

Buncitku makin Gantenggg.....ohhhh..My Gosh..seksinya dia. gaya berbicaranya yang semakin buat hati bergetar,, agak lebay memang,, tapi itulah yg kurasakan dari hari ke hari.
Bukan cuma aku yang negrasa kegantengannya kian bertambah,, tapi orang lain juga merasakan hal yang sama.  Mereka bertanya-tanya,, kok dia makin ganteng ya?? kayaknya udah ada yang ngurusin deh,, kayaknya ada someone yang udah perhatiin deh??

hihihihihihi....:D mereka semua ga tau. Si Buncit udah punya aku. Hanya aku. Ga ada yang lain...
Buncitku yang gantengg....Aku sayanggggg....sayanggg...sama kamu..<3